Kebayoran Lama, 17 Agustus 2024 – Suasana khidmat dan penuh semangat nasionalisme mewarnai upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di Lapangan Kampus 1 Perguruan Muhammadiyah Cipulir, Kebayoran Lama. Acara yang dihadiri oleh seluruh elemen Perguruan Muhammadiyah Cipulir ini berlangsung meriah dan sarat dengan pesan perjuangan.
Upacara ini dihadiri oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Lama, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (DIKDASMEN PNF) PCM Kebayoran Lama, Pimpinan Sekolah Perguruan Muhammadiyah Cipulir, dewan guru, karyawan, serta para murid dari SDI Muhammadiyah 28, SMP Muhammadiyah 35, SMA Muhammadiyah 18, dan SMK Muhammadiyah 9.
Ahmad Jahid, Ketua PCM Kebayoran Lama, bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, ia menyampaikan pesan yang mendalam tentang makna kemerdekaan dan pentingnya peran setiap individu dalam mengisi kemerdekaan ini. “Negeri ini dimerdekakan bukan dengan cuma-cuma, namun dengan berbagai macam pengorbanan nyawa dan harta oleh para pejuang kita di masa lalu,” ujar Ahmad Jahid, membuka pidatonya.
Lebih lanjut, Ahmad Jahid menegaskan bahwa perjuangan saat ini berbeda dengan masa lalu, namun esensinya tetap sama. “Kita sekarang tidak berjuang dengan senjata, bambu runcing, ataupun bom dan meriam, tapi kita semua berjuang sesuai profesinya masing-masing. Sebagai pelajar berjuang dengan penanya, maka IPM itu berlambangkan pena agar senantiasa mencari ilmu dan mencatat ilmu yang di sekitarnya.”
Ia juga menekankan pentingnya jihad dalam konteks perjuangan modern, yang harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan dedikasi. “Sebagai guru juga berjuang bersungguh-sungguh melaksanakan tugas maka dia berjuang di jalan Allah SWT apabila melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan akan turun keberkahan dari Allah SWT,” tambahnya.
Dalam amanatnya, Ahmad Jahid juga mengingatkan para peserta upacara tentang pentingnya pendidikan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. “Negeri ini merdeka juga karena didikan para guru. Oleh karena itu, para guru sangat berperan dalam kemerdekaan. Kemajuan pendidikan di manapun itu adalah ada peran guru.”
Upacara ini juga menjadi momen refleksi bagi para pelajar dan pemuda untuk terus berjuang dan menjadi agen perubahan di masyarakat. “Semoga dari Cipulir ini lahir Sudirman baru untuk melanjutkan perjuangan,” kata Ahmad Jahid, menutup pidatonya dengan harapan besar agar generasi muda Muhammadiyah dapat menjadi penerus perjuangan para pahlawan bangsa.
Upacara yang berlangsung dengan penuh khidmat ini diakhiri dengan doa bersama dan persembahan lagu-lagu kebangsaan yang semakin menambah semangat nasionalisme para peserta. Dengan semangat kemerdekaan yang terus membara, Perguruan Muhammadiyah Cipulir Kebayoran Lama siap untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara yang lebih baik.
Penulis Berita : Andri Wahyudi
Dokumentasi : Tim SMK Muhammadiyah 9 Jakarta